Jakarta – Sungkem kepada orang tua saat hari raya idul fitri atau lebaran merupakan salah satu ritual untuk memohon diampuni kesalahan-kesalahan yang telah diperbuatnya. Berbagai bentuk ritual untuk minta maaf kepada orang lain ini dilakukan dengan berbagai macam cara dan gaya.
Berbagai bentuk minta maaf dalam bahasa jawa kromo pun seringkali dilakukan kepada orang yang lebih tua seperti orang tua, kakek nenek atau lainnya.
Dilansir dari Vifes, untuk adat jawa biasanya dalam melakukan sungkem lebih terlihat sakral dengan ucapan dalam bahasa kromo inggil yang begitu sopan dan penuh akan makna.
Untuk itu, berbagai macam ucapan sungkem saat saat hari raya lebaran idul fitri seperti kalimat “Kulo ngaturaken sugeng riyadi lan nyuwun pangapunten dumatheng sedoyo kelepatanipun lan klenta klentinipun kulo” yang berarti saya ucapkan selamat hari raya, dan minta maaf dari semua kesalahan dan kekeliruan saya.
Ada suatu adab tersendiri saat sedang sungkem, misalnya mengapit tangan dia dengan kedua tangan kita lalu merendah dengan jongkok didepan orang yang lebih tua sambil menundukan kepala dan pengucapan yang penuh memelas. Ini semua demi terwujudnya rasa hikmat yang mengena.
TAGS : Hikmah Lebaran Tanah Jawa Sungkem
This article is automatically posted by WP-AutoPost Plugin
Source URL:http://www.jurnas.com/artikel/18020/Makna-Tradisi-Sungkem-di-Tanah-Jawa-Saat-Lebaran/