Take a fresh look at your lifestyle.

Hoax Ancam Kemunduran Demokrasi

0
Hoax Ancam Kemunduran Demokrasi

Ilustrasi Hoax

Jakarta – Sosiolog Universitas Gajah Mada (UGM), Arie Sujito, menilai hoax dan ujaran kebencian terbukti telah menyebabkan konflik antar kelompok dan menyebabkan krisis kepercayaan yang mengancam kualitas demokrasi Indonesia di masa depan. 

“Perluasan distrust menciptakan keresahan publik dan masyarakat kian susah membedakan informasi benar dan salah. Dari sanalah kemarahan dan konflik sosial bisa mengemuka karena hoax,z” kata Arie Sujito dalam diskusi bertajuk “Mengungkap Aktor-Aktor Politik Hoax di Tahun Politik” yang digelar Digital Culture Syndicate di Bakoel Koffie, Jakarta (14/8). 

Menurut Arie, sejak perkembangan demokrasi makin kencang dan kompetisi politik kian dinamis, kecenderungan kelompok-kelompok kepentingan memproduksi hoax dengan komodifikasi identitas, baik etnis mau pun agama kian massif. Hal itu memancing reaksi yang pelan tapi pasti merusak iklim demokrasi Indonesia.

Lebih jauh Arie Sujito mengingatkan agar publik lebih berhati-hati mengingat akan dilangsungkannya hajatan politik pada 2019. Kalau tidak ada yang menghentikan hoax, bisa berakibat bahaya bagi demokrasi dan kebangsaan Indonesia.

“Karenanya kita mendorong dan percaya pihak kepolisian bisa membongkar pelaku, pendana bahkan aktor intelektual hoax. Selain kita juga harus melakukan penyadaran melalui kampanye dan berbagai literasi digital agar sebaran hoax tidak menjadi lebih membahayakan di masa depan”.

Hoax dianggap akan mengakibatkan buruknya kondisi masyarakat. Relasi sosial-politik akan semakin tidak sehat, kedewasaan sosial-politik sehat masyarakat akan semakin buruk dan pembodohan sosial-politik akan semakin massif. Dalam jangka panjang, Indonesia dapat menjadi negara yang porak-poranda sehingga agenda mewujudkan keadilan sosial dan kesejahteraan akan semakin jauh.

“Kita dihadapkan pada tantangan kerentanan yang harus segera kita atasi. Tetapi kita harus optimis bisa mengatasi situasi ini sehingga kualitas demokrasi Indonesia semakin membaik ke depan,”tambahnya.

Senada dengan Arie, Kepala Departemen Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UGM, Kuskridho Ambardi menyebut pada dasarnya aktor pelaku hoax atau ujaran kebencian bisa dikelompokkan menjadi tiga.

“Pertama, mereka yang memiliki tujuan politik; mereka yang punya tujuan komersial, dan mereka yang avonturir saja.” Jelasnya

Kuskridho menjelaskan, yang pertama dan kedua reproduksinya tinggi dan sistematik karena mereka memiliki tujuan dan ingin mendapatkan keuntungan. Yang avonturir bersifat individual dan sporadik saja, yang kadang justru krn tak punya informasi lengkap.

Sementara itu Direktur Nu Online, Muhammad Syafi’ Alielha yang juga hadir sebagai pembicara dalam acara tersebut, menyebut Hoak lebih merupakan konsekuensi dari pertempuran politik ketimbang politik identitas.

“Perebutan kekuasaan dan hasrat saling menyingkirkan dalam sebuah pertempuran zero-sum-game yang membuat hoax marak di Indonesia saat ini.” Ujar Syafi’ Alielha.

Menurut Syafi’ Alielha, jika tidak ada upaya mencegah sebaran hoax, hal itu akan merusak demokrasi dan juga semangat kebangsaan.

“Karena ia menghancurkan kepercayaan dan mempercepat delegitimasi terhadap institusi-institusi demokrasi.” Jelasnya.

Hoax telah memicu kebencian, intoleransi dan perpecahan sosial di tengah masyarakat. Revolusi teknologi informasi sangat mempengaruhi kehidupan sehari-hari, tak terkecuali kehidupan politik di Indonesia. Salah satu yang sangat memprihatinkan adalah massifnya hoax, nyaris semua momentum penting yang terjadi sudah terpapar hoax. Hajatan politik Pilkada 2018 dan Pemilu 2019 akan menjadi momen besar yang akan berpotensi menyuburkan hoax.

Senada dengan Dr. Arie Sujito, Syafi’ Alielha menilai dampak paling bahaya dari hoax adalah krisis kepercayaan.

“Buah paling mematikan dari hoax adalah krisis legitimasi, yang membuat masyarakat tak akan mampu hidup bersama lagi,” kata Syafi’ Alielha.

Hoax dan politik di Indonesia hari ini telah menjadi paket tunggal yang tidak terpisahkan di tengah berkembangnya budaya digital. Agenda politik akan diikuti suburnya hoax dan hal ini menjadi pertaruhan bagi demokrasi dan kebangsaan Indonesia.

TAGS : Hoax Pengamat Demokrasi

This article is automatically posted by WP-AutoPost Plugin

Source URL:http://www.jurnas.com/artikel/30630/Hoax-Ancam-Kemunduran-Demokrasi/

Leave A Reply

Your email address will not be published.