Waduh, Indonesia Darurat Sampah Gunung
Tumpukan sampah di Gunung Semeru (foto: Kompasiana)
Jakarta – Meningkatnya aktivitas pendakian gunung-gunung Indonesia dalam lima tahun terakhir ternyata menimbulkan sejumlah problematika di sektor lingkungan. Salah satu dampak negatifnya adalah besarnya volume sampah pendaki.
Dalam catatan komunitas peduli sampah gunung dan hutan Indonesia, Trashbag Community (TC), tak kurang dari 2,4 ton atau lebih dari 600 kantong sampah berhasil dikumpulkan dari 15 gunung di Indonesia pada gelaran operasi bersih bertajujk Sapu Jagad yang digelar pada 2015 lalu. Dimana sampah plastik mendominasi dengan persentase 36% atau sekitar 769 kilogram. Diperingkat dua sampah botol plastik dengan 23% atau mencapai 491 kilogram, dan terakhir sampah puntung rokok 10% atau berkisar 213 kilogram.
Menilik dari katalis itu, Trashbag Community kembali mengadakan operasi bersih, Sapu Jagad 2017 pada periode 15 – 24 Agustus 2017. Dalam gelaran dua tahunan yang didukung oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) ini, operasi bersih-bersih gunung dilakukan serentak di 17 gunung di Indonesia.
Tujuan dari kegiatan ini dimaksudkan bukan untuk membersihkan sampah di gunung. Tetapi sebagai sarana edukasi dan persuasi kepada para pelaku aktivitas pendakian gunung.
Operasi bersih Sapu Jagad 2017 melibatkan sekitar 1.346 orang. Selain panitia, peserta yang terlibat terdiri dari Siswa Pecinta Alam (Sispala), Mahasiswa Pecinta Alam (Mapala) pendaki hingga Kelompok Pecinta Alam (KPA) dan anggota masyarakat.
Ketua Pelaksana Sapu Jagad 2017, Gerry Patra Prawira berharap kegiatan ini dapat menggugah kesadaran berbagai pihak baik pihak jajaran pemerintahan, swasta, kelompok masyarakat dan pihak lainnya.
Sebab, kata Gerry, selain melakukan operasi, kegiatan ini juga menjadi pembelajaran betapa pentingnya dampak buruk sampah terhadap keseimbangan ekosistem. Gerry sendiri memprediksi dalam gelaran kegiatan bersih-bersih gunung tahun ini akan terkumpul sedikitnya 5 ton sampah.
“Pesan Kami singkat saja. Bawa pulang sampahmu karena gunung adalah salah satu tempat main kita. Jadi sudah seharusnya kita sadari, lindungi, lestarikan,” ujar Gerry dalam siaran pers yang diterima Jurnas.com, Sabtu (19/8/2017).
Sementara itu, Menteri LHK Siti Nurbaya Bakar menekankan perlunya kesadaran pendaki untuk menjaga kelestarian lingkungan. Utamanya terkait problematika sampah di gunung.
Siti menegaskan, volume sampah gunung akan terus meningkat jika para pendaki tidak menyadari tanggungjawabnya terhadap pelestarian lingkungan. Ia juga menekankan, problematika sampah di gunung juga menjadi tanggungjawab bersama.
“Harus diipahami bahwa problematika sampah gunung itu bukan saja tanggungjawab Pemerintah atau Trashbag Community saja, melainkan kita. Volume sampah gunung akan terus meningkat jika para pendaki tidak menyadari tanggungjawabnya terhadap pelestarian lingkungan,” ungkap Siti Nurbaya.
Berikut daftar ke-17 gunung yang akan dilaksanakan operasi bersih-bersih secara serentak:
- Gunung Talang, Sumatera Barat
- Taman Nasional Kerinci Seblat, Jambi
- Gunung Pulosari, Banten
- Taman Nasional Gunung Halimun Salak, Jawa Barat
- Taman Nasional Gunung Ciremai, Jawa Barat
- Gunung Cikuray, Jawa Barat
- Gunung Slamet, Jawa Tengah
- Gunung Sindoro, Jawa Tengah
- Taman Nasional Gunung Merbabu, Jawa Tengah
- Gunung Lawu, Jawa Tengah
- Gunung Penanggungan, Jawa Timur
- Gunung Welirang, Jawa Timur
- Gunung Batur, Bali
- Taman Nasional Gunung Rinjani, Nusa Tenggara Barat
- Gunung Serang, Kalimantan Barat
- Taman Nasional Lorelindu(Gn.Nokilalaki) Sulawesi Tengah
- Gunung Bawakaraeng, Sulawesi Selatan
TAGS : Lingkungan KLHK Siti Nurbaya Sampah Gunung
This article is automatically posted by WP-AutoPost Plugin
Source URL:http://www.jurnas.com/artikel/20401/Waduh-Indonesia-Darurat-Sampah-Gunung/