Pendukung Presiden Turki, Recep Toyyip Erdogan turun ke jalan memberikan dukungan referendum
Ankara – Pemerintah Turki menuduh Uni Emirat Arab (UEA) menyebarkan propaganda yang memecah belah. Ia menyebut menteri luar negerinya mencela “nenek moyang” Presiden Recep Tayyip Erdogan atas perlakuan mereka terhadap orang-orang Arab selama Kekaisaran Ottoman.
Adalah Abdullah bin Zayed Al Nahyan menggunggah postingan diakun Twitter-nya yang menuduh Fahreddin Pash, Gubernur Ottoman di Madinah pada 1916-1919 melakukan kejahatan terhadap penduduk setempat, termasuk mencuri harta benda mereka.
“Ini adalah nenek moyang Erdogan. Masa lalu mereka bersama orang-orang Arab,” katanya dilansir dari Al Jazeera, Rabu (20/12).
Harian resmi Turki, Daily Sabah mengutip juru bicara kepresidenan Ibrahim Kalin, menyebut tudingan tersebut hanya propaganda yang berusaha mengadu domba Arab Saudi dan Turki.
“Fahreddin Pasha yang berani membela Medina melawan rencana Inggris saat itu. Apakah menyerang Presiden Erdogan masih zaman lagi?” Tanya Kalin.
Surat kabar pro-pemerintah mecatat bahwa UEA mendukung plot di Turki melawan pemerintah Turki, serta peran Ankara di wilayah yang lebih luas.
Turki adalah negara yang membantu Qatar setelah kuartet Arab Arab Saudi, UEA, Bahrain, dan Mesir memberlakukan blokade di Qatar pada 5 Juni setelah menuduhnya mendukung “ekstremisme” dan saingan regional mereka Iran.
Turki membangun sebuah pangkalan militer di Qatar dan mengerahkan tentara ke wilayah tersebut, serta mendukung negara Teluk Arab dengan produk yang diperlukan diblokir untuk memasuki keempat negara tersebut.
TAGS : UEA Turki Ottoman Arab Saudi Madinah
This article is automatically posted by WP-AutoPost Plugin
Source URL:http://www.jurnas.com/artikel/26632/Uni-Arab-Dituding-Sebarkan-Propaganda-Memecah-Belah/