Terkait WNI, Indonesia Pantau Krisis Politik Libanon
Poster Perdana Menteri Libanon Saad al-Hariri, yang telah mengundurkan diri dari jabatannya, terlihat di Beirut, Lebanon, 10 November 2017 (Reuters / Mohamed Azakir / File Photo)
Jakarta – Situasi politik di Libanon setelah mundurnya Perdana Menteri Saad Hariri di Ibu Kota Saudi, Riyadh menjadi penting perhatian Indonesia. Pasalnya, saat ini terdapat 155 warga Indonesia yang berada di Libanon sebagai pelajar atau mahasiswa serta keluarga kedutaan.
Direktur Perlindungan WNI dan Badan Hukum Indonesia (PWNI-BHI) Kemlu lalu Muhammad Iqbal mengatakan, Kementerian Luar Negeri terus memantau perkembangan situasi di Libanon. “Keamanan Libanon tidak hanya penting bagi WNI yang berada di sana, tapi juga sekitar 1.000 WNI yang masih berada di Suriah karena saat ini Libanon menjadi satu-satunya pintu keluar dari Suriah yang masih aman,” kata dia.
Berdasarkan data PWNI-BHI, saat terjadi konflik Suriah pada 2012-2014, sedikitnya 7.000 buruh migran Indonesia yang bekerja di sana dievakuasi ke Libanon dan ditampung di KBRI Beirut sebelum diterbangkan kembali ke Indonesia.
Terkait konflik politik di Kawasan Teluk tersebut, Direktur PWNI-BHI menegaskan bahwa fokus utama pemerintah Indonesia adalah keselamatan para WNI, sehingga Kemlu terus menjalin komunikasi dengan KBRI Beirut dan mengimbau mereka untuk tidak terlibat dalam aktivitas politik apapun.
Selain 155 warga sipil dan diplomatik, terdapat 1.296 WNI anggota Pasukan Perdamaian PBB di bawah misi United Nations Interim Force in Lebanon (UNIFIL).
Ketegangan Libanon dan Arab Saudi dipicu saling tuduh di antara keduanya telah mendeklarasikan perang. Faksi Hizbullah di Libanon menuduh Saudi telah meminta Israel untuk menyerang negaranya, sementara pihak Saudi menuduh Libanon telah menerima misil dari Iran untuk menyerang Riyadh melalui Yaman.
Hizbullah juga menuduh pengunduran diri PM Hariri di Riyadh merupakan bentuk intervensi politik Saudi kepada Libanon. Sementara tuduhan Saudi pada negara yang berbatasan langsung dengan Suriah dan Israel itu diikuti pemberlakuan “travel warning” bagi warga negaranya untuk pergi ke Libanon. (Antara)
TAGS : Libanon Saad Hariri Warga Indonesia
This article is automatically posted by WP-AutoPost Plugin
Source URL:http://www.jurnas.com/artikel/24652/Terkait-WNI-Indonesia-Pantau-Krisis-Politik-Libanon/