Raja Yordania, Abdullah
Amman – Raja Yordania, Abdullah peringatkan Donald Trump terkait keputusannya menjadikan Yerusalem ibukota Israel akan memiliki dampak berbahaya bagi stabilitas regional. Demikian pernyataan yang disampaikan melalui istana Yordania.
Menurut pernyataan tersebut, Trump mengatakan bahwa ia memindahkan kedutaan Ameriak Serikat di Israel ke Yerusalem dalam sebuah panggilan telepon ke raja tersebut setelah sebelumnya dibatalkan.
“Keputusan semacam itu memiliki konsekuensi berbahaya bagi stabilitas dan keamanan kawasan ini dan akan menghalangi upaya Amerika Serikat untuk memulai kembali perundingan perdamaian Arab-Israel,” ujar raja tersebut dikutip dari Reuters, Rabu (6/12)
“Ini juga akan mengobarkan perasaan umat Muslim dan Kristen,” katanya.
Dukungan dari Amerika Serikat atas klaim Israel terhadap seluruh Yerusalem karena ibukotanya akan mematahkan kebijakan Gedung Putih beberapa dasawarsa bahwa status kota harus diputuskan dalam negosiasi dengan Palestina, yang menginginkan Yerusalem Timur sebagai ibu kota negara masa depan mereka.
Pejabat Yordania khawatir langkah tersebut dapat memicu kekerasan di wilayah Palestina dan tumpah ke Yordania, sebuah negara di mana banyak orang adalah keturunan pengungsi Palestina yang keluarganya pergi setelah pembentukan Israel pada 1948.
Raja Abdullah memperingatkan Trump tentang risiko dari setiap keputusan yang bertentangan dengan penyelesaian akhir konflik Arab-Israel yang didasarkan pada pembentukan sebuah negara Palestina merdeka dengan ibukotanya di Yerusalem Timur.
“Yerusalem adalah kunci untuk mencapai perdamaian dan stabilitas di kawasan dan dunia,” kata pernyataan tersebut.
Raja tersebut juga menelpon Presiden Palestina Mahmoud Abbas dan mengatakan bahwa mereka harus bekerja sama untuk menghadapi konsekuensi dari keputusan Trump.
Menteri Luar Negeri Yordania Ayman al Safadi mengatakan negaranya merencanakan untuk mengadakan pertemuan darurat Liga Arab dan Organisasi Kerjasama Islam Sabtu dan Minggu depan terkait strategi menghadapi konsekuensi keputusan Amerika Serikat.
“Pertemuan ini akan mengkoordinasikan sikap Arab dan Islam terhadap keputusan yang dapaa meningkatkan ketegangan di wilayah ini,” kata Safadi.
Yordania kehilangan Yerusalem Timur dan Tepi Barat ke Israel selama perang Arab-Israel 1967. Ia mengatakan bahwa nasib kota hanya diputuskan pada akhir penyelesaian akhir.
“Semua resolusi dan kesepakatan internasional menetapkan bahwa nasib Yerusalem harus diputuskan dalam negosiasi status akhir. Dan, semua langkah sepihak dianggap tidak berlaku lagi,” Safadi menambahkan.
TAGS : Yerusalem Amerika Serikat Arab Saudi Yordania
This article is automatically posted by WP-AutoPost Plugin
Source URL:http://www.jurnas.com/artikel/25859/Terkait-Status-Yerusalem-Raja-Yordania-Peringatkan-Trump/