Direktur Kurikulum, Sarana, Kelembagaan, dan Kesiswaan (KSKK) Madrasah Ahmad Umar (Foto: Muti/Jurnas)
Jakarta – Diam-diam, madrasah Tanah Air menorehkan prestasi menggembirakan di bidang robotik tingkat internasional. Menilik catatan selama satu tahun terakhir, para siswa madrasah sukses memenangi delapan iven robotik dunia.
Disampaikan oleh Direktur Kurikulum, Sarana, Kesiswaan dan Kelembagaan (KSKK) Madrasah Kementerian Agama Ahmad Umar, kejuaraan First Global Challenge di Washington DC, Amerika Serikat pada Juli 2017 mengawali catatan positif madrasah selama setahun terakhir.
Diwakili oleh Madrasah Techno Natura Depok, para siswa madrasah berhasil meraih perak (Silver Prize) untuk kategori Inovasi Teknik Terbaik.
Hasil positif ini ternyata menular pada kompetisi International Youth Robotic Competition (IYRC) di Malaysia pada 2-5 Agutus 2017
Dalam iven yang berlangsung di Genting International Convention Centre tersebut, Daffa Maheswara, siswa MAN 4 Jakarta, berhasil membawa pulang gelar juara kedua (Silver Prize), pada kategori Maker Challenger.
Sebulan kemudian, prestasi kembali ditorehkan siswa madrasah dari Singapura lewat kompetisi Youth Robotic Olympiad (AYRO) pada 16-18 Desember.
“Pada iven ini, MAN 3 Jakarta menyabet juara pertama dan kedua untuk kategori Brickspeed, juara pertama kategori Soccer 2 on 2, dan juara pertama kategori Maze Solving,” kata Umar saat dihubungi Jurnas.com, pada Selasa (6/11) di Jakarta.
Tak hanya MAN 3 Jakarta, MTsN 1 Tangerang juga membukukan gelar, yakni juara Silver Medal (perak) kategori Robot Performance, yang dimotori oleh Hafidz, Ishmah, Pramono, dan Ardian.
Pun demikian dengan MAN 4 Jakarta yang menyabet emas untuk masing-masing kategori Robot Creative dan Robot Theatre, juga perunggu untuk kategori Super Maze.
Tak hanya tiga kejuaraan itu saja, madrasah Indonesia juga mengharumkan nama bangsa pada lima kompetisi internasional lainnya sepanjang 2018.
Lima kejuaraan tersebut yakni Kompetisi Robot Internasional di Singapura dan Thailand, International Islamic School Robot Olympiad (IISRO) di Malaysia, International Youth Robot Competition (IYRC) di Beijing, 4th Science Technology Innovation Robotic with U di Malaysia, dan terakhir First Global Challenge di Meksiko.
“Prestasi di atas membuktikan madrasah tidak lagi jadi ekor, tetapi jadi imam menuju madrash hebat bermartabat,” ujar Umar.
Selain prestasi di bidang robotik, tambah Umar, madrasah juga tak kalah hebat di bidang riset. Yang terbaru, madrasah mendominasi penghargaan dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) dalam ajang Indonesia Science Expo (ISE) 2018.
Adalah Nadia Riqqah Nurlayla dan Sabrina Sekar Syalsabillah dari MAN 2 Kota Malang, meraih Special Awards berkat penelitiannya yang berjudul `OFOS Strategy (One Family, One Skill) based on Emotional Attachment as an Empowerment Effort for Disabilities People`.
Prestasi siswa MAN 2 Kota Malang juga diikuti oleh MTsN 6 Sleman dan MAN IC Tanah Laut Kalimantan Selatan, yang dinobatkan sebagai pemenang Metrology Awards.
“Hasil positif semacam ini perlu dijaga. Meski berasal dari madrasah, para siswa-siswi kita tetap percaya, tidak minder unjuk gigi di depan siswa sekolah umum lainnya,” terang Umar.
“Karena itu, guru dan orang tua harus terus memberikan dukungan kepada anak didik. Potensi anak dikembangkan. Harus juga peka dengan minat dan bakat anak,” tandasnya.
TAGS : Siswa Madrasah Pendidikan Dasar Menengah Direktur KSKK
This article is automatically posted by WP-AutoPost Plugin
Source URL:http://www.jurnas.com/artikel/43461/Setahun-Madrasah-Menangi-Delapan-Iven-Robotik-Internasional/