Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah (Dikdasmen) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) Hamid Muhammad
Jakarta – Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) belum memiliki skema pasti untuk menambal kekurangan guru di Palu dan Donggala, pasca bencana gempa bumi dan tsunami yang menawarkan ribuan korban jiwa.
Untuk sementara, Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Kemdikbud Hamid Muhammad meminta para sarjana pendidikan yang baru lulus, bersedia mengajar guna menambal kekosongan tersebut.
“Memang harus mencari guru pengganti. Mungkin sarjana pendidikan yang baru lulus sebagai salah satu prospek. Sambil jalan. Ini persoalan di Sulteng pasti agak lama, dan jauh lebih lama dibandingkan Lombok,” kata Hamid di Jakarta, pada Senin (8/10).
Selain memanggil sarjana fresh graduated, pemerintah kemungkinan juga akan melibatkan para guru yang mengajar di daerah terluar, atau guru garis depan.
Namun untuk mengetahui jumlah pasti kebutuhan guru di Palu dan Donggala, Kemdikbud masih menunggu data utuh dari lapangan.
“Baru sebagian guru yang melapor ke skolah bahwa mereka siap mengajar,” jelasnya.
Tak hanya jumlah kebutuhan guru, data sekolah hancur secara pasti juga belum tersedia. Terakhir, Mendikud Muhadjir Effendy menyebut ada sekitar 2.300 sekolah yang rusak, sembari di saat bersamaan pendataan terus berjalan.
Hamid mengatakan sulitnya akses di lokasi bencana menjadi penyebabnya. Bahkan sampai hari ini, Kabupaten Sigi belum terjangkau karena banyak jalan terputus dan jembatan roboh.
“Akses masih sulit, BBM masih susah, dan kami memang tidak bisa serta-merta mendata secara menyeluruh,” tandasnya.
TAGS : Pendidikan Palu Donggala Kemdikbud
This article is automatically posted by WP-AutoPost Plugin