Presiden Suriah Bashar Assad (Foto: Financial Tribune)
Washington – Amerika Serikat tidak percaya bahwa rezim Bashar al-Assad akan terus berkuasa. Demikian disampaikan juru bicara Departemen Luar Negeri-nya, Heather Nauert.
“Kami bertekad untuk menyelesaikan proses Jenewa. Kami percaya Bashar al-Assad tidak ada dalam masa depan Suriah. Namun, itu semua bergantung pada rakyat Suriah dan mereka yang memberikan suara dalam pemilihan umum,” kata Nauert dalam konferensi pers, Selasa (12/12)
Konferensi Jenewa II mengenai Suriah didukung oleh Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) yang bertujuan mengakhiri perang sipil Suriah dengan mempertemukan pemerintah Suriah dan oposisi dalam mendiskusikan langkah-langkah diperlukan untuk membentuk pemerintah transisi.
Dalam konferensi pers, Nauert membantah laporan The New Yorker yang menyebutkan bahwa Amerika Serikat menyetujui Assad untuk terus berkuasa hingga pemilihan presiden Suriah pada 2021.
“Itu bukan ranah pemerintah Amerika Serikat untuk memutuskan. Orang-orang Suriahlah yang berhak memutuskan,” tegasnya.
Mengenai keputusan Rusia yang menarik pasukannya dari Suriah, Nauert mengatakan, Moskow mungkin mempertimbangkan mengakhiri tugasnya di Suriah. Namun, koalisi global pimpinan Amerika Serikat akan terus beroperasi di Suriah.
“Jika Rusia memutuskan untuk menarik pasukannya, itu memang pilihan mereka. Namun, Amerika Serikat akan terus mengupayakan stabilitas di Suriah,” jelas Nauert, dilansir dari Anadolu, Rabu (13/12)
Pekan lalu, komandan pasukan Rusia di Suriah, Jenderal Sergei Surovikin, mengatakan bahwa Rusia akan menarik 23 pesawat tempur, 2 helikopter, pasukan khusus, dan petugas keamanan dari Suriah, menyusul pengumuman Presiden Rusia Vladimir Purin saat kunjungannya ke pangkalan militer Suriah.
TAGS : Suriah Jenewa II PBB Amerika Serikat
This article is automatically posted by WP-AutoPost Plugin
Source URL:http://www.jurnas.com/artikel/26291/Rezim-Assad-Tidak-Punya-Masa-Depan-di-Suriah/