Restoran Korut di China Sepi Pengunjung
Pelayan restoran Okryu-gwan, Uni Emirat Arab (Foto: AFP / Giuseppe Cacace)
Beijing – Pemerintah China telah menetapkan supaya bisnis Korea Utara yang terdapat di negara tersebut ditutup. Dan, benar saja, ketika kantor berita Korea Utara Daily NK mengunjungi salah satu restoran Korut di Beijing, rumah makan itu tampak sepi dari pengunjung.
The Okrygwan dulu populer di kalangan warga Korsel. Penduduk lokal dan penyanyi Korut setiap hari memenuhi tempat tersebut, saat jam makan telah tiba. Namun, akibat kebijakan pemerintah China, kini The Okrygwan kosong melompong.
Korut tidak diam menanggapi kebijakan ini. Kim Jong-un sudah menginstruksikan kepada seluruh pekerjanya yang ada di China, pulang ke Korut. Padahal di China terdapat lebih dari 1.000 restoran Korut, yang berafiliasi dengan pengusaha China.
“Perintah diturunkan dari Kim Jong-un untuk menarik semua pekerja di luar negeri dan pekerja restoran dari China pada akhir tahun ini,” kata seorang sumber kepada Daily NK.
Per 28 September, Kementerian Industri dan Perdagangan China mengumumkan perusahaan mitra Korut-China harus berhenti beroperasi. Artinya, sejumlah pengusaha China harus menutup paksa semua usaha patungan mereka dengan Korut, dalam jangka waktu 120 hari, sebagai bentuk sanksi terhadap nuklir Korut.
China, merujuk pada keputusan sanksi Dewan Keamanan PBB 11 September, juga melarang perdagangan tekstil dan membatasi ekspor minyak untuk Korut. Hal itu dianggap efektif untuk menghentikan program senjata nuklir yang selama ini dituduhkan oleh AS.
TAGS : Korea Utara Nuklir China
This article is automatically posted by WP-AutoPost Plugin
Source URL:http://www.jurnas.com/artikel/24129/Restoran-Korut-di-China-Sepi-Pengunjung/