Konferensi pers hasil Simposium Nasional: Peran Ibu untuk Perdamaian
Jakarta – Peran menjaga perdamaian di masyarakat tidak hanya tugas segelintir orang. Pemerintah diminta supaya merangkul para ulama perempuan dalam upaya mencegah konflik sosial, dengan mengutamakan pendekatan berbasis keluarga.
Demikianlah salah satu rekomendasi yang dihasilkan dalam Simposium Nasional: Peran Ibu untuk Perdamaian oleh Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KPPPA) yang diselenggarakan pada 4-5 Desember kemarin, di Jakarta.
“Termasuk mendidikan anak-anak dengan penafsiran agama yang cinta damai, menjauhi kebencian dan permusuhan. Serta membangun sinergitas dengan berbagai elemen masyarakat dalam upaya mewujudkan keadilan,” kata Menteri PPPA Yohana Yembise saat menyampaikan isi rekomendasi dalam konferensi pers, Jakarta, Selasa (5/12).
Selain itu, ulama perempuan juga didorong menggerakkan modal sosial untuk membantu para korban konflik sosial. Dalam hal ini juga termasuk menyampaikan pemikiran-pemikirannya dalam rangka deradikalisasi, pencegahan intoleransi, dan anti-terorisme.
“Perempuan harus berkontribusi sebagai pencipta dan penggerak perdamaian, tanpa membedakan ras, agama, dan suku bangsa dengan mengedepankan tritunggal, yaitu persaudaraan keislaman, persaudaraan, kebangsaan, dan persaudaraan kemanusiaan,” ujarnya.
TAGS : Kementerian PPPA Yohana Yembise Ulama Perempuan
This article is automatically posted by WP-AutoPost Plugin
Source URL:http://www.jurnas.com/artikel/25870/Rekomendasi-Perempuan-Ibu-untuk-Perdamaian/