Seorang wanita muslim dengan kepolisian Sri Lanka setelah terjadinya penyerangan oleh komunitas agama tertentu. (Foto: REUTERS/Dinuka Liyanawatte)
Jakarta – Polisi di Sri Lanka mengatakan pihaknya telah menangkap pemimpin pelaku kerusuhan dan sembilan tersangka lainnya di balik gelombang serangan anti-Muslim oleh kelompok garis keras Budha di daerah dataran tinggi tengah minggu ini.
Distrik Kandy di Sri Lanka telah diguncang oleh bentrokan komunal sejak Minggu setelah serangan terhadap anggota komunitas Muslim minoritas oleh orang-orang nasionalis dari mayoritas Sinhala. Sedikitnya dua orang terbunuh.
Presiden Maithripala Sirisena mengumumkan keadaan darurat di Kandy pada Rabu. Namun pengumuman itu tak diindahkan masyarakat, malah banyak orang melakukan serangan yang menargetkan masjid dan bisnis milik umat Islam.
Juru bicara kepolisian Ruwan Gunasekara mengatakan, 10 orang yang ditangkap tersebut termasuk kelompok spiritual garis keras. Dia menamai pemimpin yang dicurigai itu sebagai Amith Jeewan Weerasinghe dan dia adalah anggota sebuah kelompok bernama Mahason Balakaya.
Dia mengatakan bahwa kelompok tersebut telah menerbitkan video tentang pidato kebencian yang ditujukan terhadap umat Islam.
Warga di distrik Kandy mengatakan kematian seorang pemuda Budha setelah pertengkaran dengan sekelompok Muslim telah memicu kekerasan tersebut.
Dua hari setelah kematian, sekelompok besar umat Budha membawa sebuah peti mati simbolis untuk memprotes kematian pengemudi di kota Digana dimana sebagian besar toko tersebut dimiliki atau disewa oleh umat Islam.
“Pertama mereka membakar masjid, bahkan ada perempuan di antara para penyerang. Kemudian mereka mulai membakar semua toko Muslim, “kata Mohamed Shifan yang berusia 30 tahun.
This article is automatically posted by WP-AutoPost Plugin
Source URL:http://www.jurnas.com/artikel/30254/Polisi-Tangkap-Pelaku-Kerusuhan-Anti-Muslim-Sri-Lanka/