Direktur Kurikulum, Sarana, Kelembagaan, dan Kesiswaan (KSKK) Madrasah Ahmad Umar (Foto: Muti/Jurnas)
Jakarta – Pemerintah terus berupaya memunculkan madrasah-madrasah berkualitas di daerah guna pemerataan pendidikan. Salah satunya dengan menjadikan madrasah unggulan macam Madrasah Aliyah Negeri Insan Cendekia (MAN IC) dan Madrasah Program Keagamaan (MAN PK) sebagai kiblat alias percontohan.
Direktur Kurikulum, Sarana, Kelembagaan dan Kesiswaan (KSKK) Madrasah Ditjen Pendidikan Islam Kementerian Agama (Kemenag) Ahmad Umar menyampaikan, saat ini sudah ada 22 MAN IC dan 10 MAN PK yang tersebar se-Indonesia.
Layaknya sebuah sel, Umar menargetkan, baik MAN IC maupun MAN PK bisa menjadi kepanjangan tangan pemerintah untuk melakukan pembibitan mutu bagi madrasah-madrasah yang ada di wilayahnya.
“Madrasah itu yang kualitasnya bagus ada, tapi tidak banyak. Di sinilah kami ingin melakukan pembibitan mutu, karena tidak mungkin membuat madrasah yang bagus sekaligus,” kata Umar dalam wawancara khusus dengan Jurnas.com di Kantor Kemenag Jakarta.
Menurut penuturan Umar, skema pembibitan mutu ini sudah berhasil diterapkan di beberapa wilayah. Jawa Timur, contohnya, pembibitan madrasah sudah melahirkan MAN 2 Malang, yang kini dikenal sebagai madrasah riset. Ada juga lainnya yakni MAN 2 Kudus dan MAN 2 Pekanbaru.
Sebagai madrasah percontohan, lanjut Umar, 22 MAN IC dan 10 MAN PK yang ada saat ini berperan sebagai sel pusat. Nantinya, madrasah-madrasah unggulan yang lahir dari proses percontohan tersebut akan menjadi sel-sel baru, dan melakukan pekerjaan serupa kepada madrasah yang ada di wilayahnya.
“Pada 2019 mendatang, setidaknya setiap provinsi ada satu sampai dua madrasah yang kita bibit. Nah pada 2020 bisa berkembang lagi, setidaknya di kabupaten sudah muncul bibit-bibit madrasah unggul. Dan pada 2021 bisa terlihat di setiap kabupaten dan provinsi ada madrasah yang bagus,” jelasnya.
Umar menambahkan, pada 2019 mendatang madrasah-madrasah unggulan hasil pembibitan akan mulai diproyeksikan menggelar rekrutmen siswa baru dengan cara bermutu, sebagaimana yang sudah dipraktikkan oleh MAN IC dan MAN PK sebelumnya.
Cara bermutu yang dimaksud yakni, penerimaan peserta didik baru (PPDB) yang transparan dan akuntabel, serta meniadakan titipan atau pesanan dari pihak-pihak tertentu.
“Murni hasil seleksi. Akan kami ujicobakan apakah berhasil itu nanti. Kalau hasil seleksi bagus, nanti akan kami kembangkan,” tandasnya.
Madrasah Negeri Minim
Umar mengatakan, pemerataan pendidikan melalui sel-sel madrasah unggulan pada dasarnya untuk menyikapi minimnya keberadaan madrasah negeri, yang selama ini kerap menjadi pilihan utama di samping madrasah swasta yang berkualitas.
Seperti diketahui, dari total 50.479 madrasah yang terdiri dari madrasah ibtidaiyah (MI), madrasah tsanawiyah (MTs), dan madrasah aliyah (MA), hanya 3.888 atau tujuh persen di antaranya yang sudah berstatus sebagai madrasah negeri.
“Bedanya sekolah dan madrasah, madrasah itu berkembang dari masyarakat, tumbuh dari masyarakat. Dan sekolah yang mampu dibuat oleh pemerintah itu sangat sedikit sekali,” ujar Umar.
“Karena tidak mungkin membuat madrasah bagus sekaligus, maka ada sel MAN IC dan MAN PK sebagai madrasah unggulan. Intinya pembibitan,” imbuhnya.
TAGS : Pendidikan Madrasah Kementerian Agama
This article is automatically posted by WP-AutoPost Plugin
Source URL:http://www.jurnas.com/artikel/40795/Peningkatan-Kualitas-Madrasah-Berkiblat-pada-MAN-IC-PK/