Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Mohamad Nasir di Puspiptek Serpong (Foto: Humas)
Serpong – Pemanfaatan riset, inovasi, dan teknologi untuk membangun perekonomian di Indonesia masih belum optimal. Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Mohamad Nasir menyebut, dewasa ini perekonomian nasional sebagian besar masih berbasis pada sumber daya alam semata.
“Kalau kita perhatikan, memang kita masih resources economy, ekonomi yang berbasis pada sumber daya alam,” kata Menteri Nasir saat membuka diskusi Dewan Riset Nasional (DRN) dan kunjungan kerja Dewan Pertahanan Nasional (Wantanas), di Gedung Graha Widya Bhakti Puspiptek, Serpong, pada Senin (6/8).
Perekonomian berbasis sumber daya alam, lanjut Nasir, hanya akan bertahan dalam hitungan puluhan tahun. Sementara perekonomian yang didasarkan pada ilmu pengetahuan, inovasi, dan teknologi dinilai lebih sustainable dan menghasilkan nilai tambah yang lebih tinggi.
Di sisi lain, Nasir juga mengeluhkan aktivitas riset di Indonesia yang banyak dinilai hanya menghabiskan anggaran. Menurutnya, hal itu disebabkan karena riset dilakukan tidak dengan memandang kebutuhan industri dan masyarakat.
“Selama ini riset dipandang hanya menghabiskan anggaran. Karena pendekatannya supply side. Ke depannya harus demand side, maksudnya kebutuhan industri dan masyarakat itu apa,” jelasnya.
Untuk mengintegrasikan riset di Indonesia, Menteri Nasir mengatakan, Kemristekdikti telah mengajukan Rancangan Undang-undang Sistem Nasional Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (RUU Sisnas Iptek) ke DPR. Nantinya, sistem riset nasional diubah menjadi sistem industri.
“Saat ini masih dalam pembahasan. Kami sudah mengajukan daftar isian masalah. Contohnya bagaimana mengintegrasikan riset. Riset itu di bidang apa saja, siapa yang bertanggung jawab, ini ada dalam RUU itu,” tuturnya.
“Kalau sudah terintegrasi, seluruh kementerian/lembaga harus mengikuti itu,” tandas Nasir.
Sementara itu, Presiden ke-3 RI B.J. Habibie yang hadir dalam acara tersebut menekankan pentingnya investasi dalam penguatan sumber daya manusia sebagai modal utama dalam pembangunan bangsa. Menurutnya, proses terpenting dalam membangun SDM adalah pembudayaan dan pendidikan.
Habibie menambahkan, kunci dalam penguasaan teknologi adalah kemampuan mengkolaborasikan SDM dari multi disiplin ilmu. “Tidak ada satu pun produk teknologi yang dihasilkan hanya oleh satu disiplin ilmu,” lanjutnya.
TAGS : Riset Inovasi Kemristekdikti Mohamad Nasir
This article is automatically posted by WP-AutoPost Plugin
Source URL:http://www.jurnas.com/artikel/38952/Pemanfaatan-Riset-untuk-Perekonomian-Masih-Belum-Optimal/