Take a fresh look at your lifestyle.

Mengapa Kasus Covid-19 Sangat Rendah di Rusia?

0
Mengapa Kasus Covid-19 Sangat Rendah di Rusia?

Menurut ilmuwan Inggris, vaksin Covid-19 baru akan tersedia paling cepat awal tahun depan (Foto: Mirror)

Moskow, Jurnas.com – Rusia menjadi negara dengan jumlah kasus virus corona baru (Covid-19) yang sangat rendah di Eropa. Padahal negara tersebut memiliki populasi sekitar 146 juta orang.

Menurut laman worldometers per Minggu (22/3) pukul 14.23 WIB, Rusia memiliki 306 kasus infeksi. Jumlah ini jauh lebih kecil dibandingkan negara Eropa lainnya yang mencatatkan angka ribuan hingga puluhan ribu kasus.

Sementara di sisi lain, Rusia berbatasan dengan China, yang merupakan negara awal penyebaran Covid-19 pada akhir tahun lalu.

Lalu apa rahasia Moskow?

Dikutip dari CNN, Rusia langsung melakukan langkah cepat ketika Covid-19 pertama kali meletus di Wuhan, Provinsi Hubei, China.

Pada 30 Januari, Rusia menutup perbatasan sepanjang 2.600 mil dengan China. Selanjutnya, Negeri Beruang Kutub menetapkan zona karantina, yang dianggap berkontribusi pada antisipasi pandemi sejauh ini.

Akhir Januari pula, Rusia sudah melakukan tes secara besar-besaran menurut keterangan Wakil Badan Kesehatan Dunia (WHO) untuk Rusia, Dr. Melita Vijnovic.

“Benar, Rusia memulai itu secara harfiah pada akhir Januari,” ujar Vujnovic. Dia menambahkan, Rusia juga mengambil serangkaian tindakan yang lebih luas selain pengujian, di antaranya memperketat jaga jarak sosial (social distancing).

“Pengujian dan identifikasi kasus, pelacakan kontak, isolasi, ini semua adalah langkah-langkah yang diusulkan dan direkomendasikan WHO, dan mereka ada di tempat sepanjang waktu,” terang dia.

“Dan jarak sosial (social distancing) adalah komponen kedua yang benar-benar juga dimulai relatif awal,” imbuh dia.

BACA JUGA  Senjata Nuklir Korut Akan Selesai Lebih Cepat

Rospotrebnadzor, pengawas konsumen negara bagian Rusia, mengatakan bahwa pihaknya telah menjalankan lebih dari 156.000 uji virus corona secara total.

Sebagai perbandingan, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (AS), baru melakukan pengujian pada awal Maret. Sementara Rusia sudah sejak awal Februari, termasuk di bandara, dengan fokus pada pelancong dari Iran, China, dan Korea Selatan.

Langkah itu bukan tanpa celah. Sebab fokus uji kesehatan pada wisatawan Iran, China, dan Korea Selatan, Rusia malah mengabaikan Italia, yang saat ini menjadi episentrum Covid-19 di Eropa.

Walhasil, kini mayoritas kasus Covid-19 yang dilaporkan di Rusia impor dari Italia, menurut keterangan salah seorang pejabat kesehatan.

Publik Masih Pesimistis

Kendati angka kasus Covid-19 cukup rendah di Rusia, masyarakat masih pesimistis dengan data tersebut. Di media sosial, warganet menuntut data yang lebih transparan dari pemerintah menurut CNN.

Pada awal Maret, Layanan Keamanan Federal Rusia dan pengawas internet menghapus sebuah unggahan yang viral di Facebook, yang menyatakan bahwa Covid-19 di Rusia sebenarnya sudah berjumlah 20.000 kasus. Namun pemerintah Rusia menutupinya.

Laporan mengenai kelangkaan alat pelindung diri (APD) juga memicu skeptisisme. Sementara sejumlah ahli ragu dengan keandalan sistem pengujian Rusia, yang bergantung hanya pada satu laboratorium.

“Satu-satunya sistem pengujian coronavirus yang disetujui, diproduksi oleh Vector di Novosibirsk, memiliki sensitivitas yang lebih rendah daripada tes virus lainnya, yang meningkatkan kekhawatiran tentang negatif palsu,” tulis CNN mengutip laporan PCR News.

BACA JUGA  Konflik di Jalur Gaza Diprediksi akan Semakin Mengerikan

David Berov, pasien Covid-19 pertama yang dikonfirmasi di Moskow, menulis di Instagram bahwa tes keduanya menunjukkan hasil negatif, sedangkan yang pertama dan ketiga hasilnya positif.

“Virus itu dikonfirmasi dalam tes ketiga saya, tidak terlihat dalam darah saya tetapi dalam air liur saya,” tulis Berov pada 5 Maret.

“Seperti yang saya katakan, mereka hampir tidak bisa melihatnya sehingga itu sebabnya menimbulkan keraguan panjang,” imbuh dia.

Vektor belum menanggapi permintaan komentar. Akan tetapi, perwakilan WHO di Rusia menyatakan bahwa alat tes Vektor dan laboratorium telah ditempatkan dalam daftar lembaga yang disetujui yang digunakan untuk mengkonfirmasi virus corona.

Anastasia Vasilyeva, seorang dokter untuk tokoh oposisi Rusia, Alexey Navalny dan pemimpin persatuan Aliansi Dokter, menjadi topik utama setelah mengklaim pihak berwenang menutupi jumlah kasus Covid-19 dengan menggunakan kasus pneumonia dan infeksi pernapasan akut sebagai diagnosis.

“Anda lihat mereka mengatakan pasien virus corona pertama yang meninggal, bahwa penyebab kematiannya adalah trombosis,” kata Vasilyeva.

“Itu sudah jelas, tidak ada yang mati karena coronavirus itu sendiri, mereka mati karena komplikasi, jadi sangat mudah untuk memanipulasi ini,” ungkap dia.

Keterangan ini dibantah oleh pejabat kesehatan Rusia. Vujnovic dari WHO juga skeptis tentang klaim Vasilyeva.

“Saya tidak percaya ini terjadi, yang tidak mengatakan bahwa Anda mungkin tidak melihat peningkatan kasus pada periode berikutnya, karena kami telah melihat itu di banyak negara,” ujar Vujnovic.

Presiden Rusia, Vladimir Putin sendiri telah menyampaikan keprihatinannya tentang statistik pada Rabu lalu. Dia mengakui pemerintah tidak memiliki gambaran lengkap, namun menegaskan tidak pernah menutupi jumlahnya.

“Masalahnya, pihak berwenang mungkin tidak memiliki informasi lengkap, karena orang kadang-kadang tidak melaporkannya, atau mereka sendiri tidak tahu bahwa mereka sakit, dan periode latennya sangat panjang,” tutur Putin.

BACA JUGA  Perppu Ormas Disahkan UU, Ketua DPR: Alhamdulillah

“Tapi semua yang dikeluarkan oleh Kementerian Kesehatan adalah semua informasi yang obyektif,” tegas dia.

Minggu ini angka Covid-19 di Rusia tetap meningkat kendati angkanya kecil, di mana terjadi penambahan 30 hingga 50 kasus setiap hari. Jumlah itu diprediksi bakal meningkat mengingat Rusia meningkatkan uji kesehatannya.

Pada Sabtu pagi, Rospotrebnadzor juga merilis bahwa saat ini 36.540 orang berstatus orang dalam pemantauan (ODP) dengan kemungkinan positif Covid-19.

TAGS : Virus Corona Covid-19 Rusia

This article is automatically posted by WP-AutoPost Plugin

Source URL:http://www.jurnas.com/artikel/69329/Mengapa-Kasus-Covid-19-Sangat-Rendah-di-Rusia/

Leave A Reply

Your email address will not be published.