Operasi penyelamatan 13 remaja di gua Thailand (Foto: AFP)
Bangkok – Psikolog klinis di Pusat Oxford khusus Gangguan Kecemasan dan Trauma, Jennifer Wild menilai, para remaja yang terperangkap di gua Tham Luang, Thailand selama lebih dari dua minggu terancam menderita trauma.
Trauma tersebut, menurut Wild akan memakan waktu hingga berbulan-bulan, karena telah melewati serangkaian kejadian yang berbahaya dan menegangkan, sebelumnya akhirnya diselamatkan oleh tim penyelam pada Selasa (10/7).
“Perjalanan mereka belum berakhir,” ujar Wild dilansir dari AFP.
“Mungkin setelah ini ada semacam trauma, tentang perasaan takut di kegelapan, takut ketika pintu kamar ditutup, atau mungkin trauma berenang,” jelasnya.
Normalnya, kata Wild, jika manusia memperoleh kejadian yang tidak mengenakkan selama berminggu-minggu, maka wajar bila menimbulkan sebuah kenangan pahit di otak.
Namun apabila tidak hilang dalam rentan waktu satu bulan, maka para remaja itu terancam terkena gangguan stres pasca-trauma atau yang dikenal dengan post-traumatic stress disorder (PTSD).
Karena itu, Wild menyarankan supaya ke-13 remaja itu menghabiskan satu minggu perawatan di rumah sakit, dan enam bulan untuk menjalani pemantauan psikologis.
Hal senada juga disampaikan oleh seorang psikologi asal King College London Andrea Danese. Menurutnya, meskipun luka fisik bisa disembuhkan dalam waktu singkat, namun penyembuhan psikologis butuh waktu yang lama.
Dalam hal ini, anak-anak tersebut membutuhkan sosok keluarga dan teman-teman sekolah yang dapat membantu mereka kembali seperti sediakala.
“Mungkin mereka menjadi takut, gelisah, khawatir dengan keselamatan, murung, mudah marah, atau mati rasa,” kata Danese.
This article is automatically posted by WP-AutoPost Plugin
Source URL:http://www.jurnas.com/artikel/37526/Korban-Gua-Thailand-Terancam-Trauma-Berkepanjangan/