Take a fresh look at your lifestyle.

Kisah Begum, Pengungsi Rohingya yang Baru Melahirkan 14 Hari Lalu

0
Kisah Begum, Pengungsi Rohingya yang Baru Melahirkan 14 Hari Lalu

Pengunsi Rohingya (Foto: AP)

Bangladesh – Komisaris Tinggi PBB untuk Pengungsi (UNHCR) mengatakan sekitar 270.000 orang etnis Rohingya berlabuh dari negara bagian Rakhine Myanmar ke Bangladesh dua minggu terakhir, Jumat (8/9). 

“Dua kamp pengungsi 34.000 orang etnis Rohingya di Cox`s Bazar, Bangladesh tenggara membengkak. Populasi pengusi melonjak dua kali lipat dalam dua minggu, dengan total lebih dari 70.000,“ kata UNHCR.

“Hari ini kami menerima sejumlah besar Rohingya dari Rakhine. Mereka berjalan selama 13 atau 14 hari untuk sampai di sini untuk menyelamatkan nyawa mereka. Awalnya kami hanya menerima Rohingya dari Mogdu Thana, tapi sekarang kami juga menerima pengungsi dari Buchidang Thana. Karena sedikit lebih jauh dari Bangladesh, mereka harus berjalan lebih lama,“ kata Abul Hashem, yang bertanggung jawab atas salah satu kamp pengungsian, mengatakan kepada Arab News.

Di antara kerumunan orang di persimpangan perbatasan Teknaf, Sofuda Begum sedang mencari suaminya bersama anak perempuannya yang berusia 11 tahun, Monowara saat memegangi bayi berusia 14 hari. Ia melarikan diri dari desa Sofurdia Bari di Rakhine tepat setelah melahirkan. Ia percaya bahwa suaminya Solaiman ada di suatu tempat di Bangladesh, tapi dia tidak tahu persis di mana.

“Di sini saya tidak mengenal siapapun. Bagaimana saya bisa menemukan Solaiman? Bagaimana saya bisa mendapatkan makanan untuk kami bertiga? “ kata Begum  kepada Arab News.

“Saya berhasil melarikan diri dari Myanmar dengan bantuan tetangga saya, tapi berapa lama mereka akan merawat saya? Semua orang berjuang untuk bertahan hidup.“

Jumlah pengusi yang terus meningkat juga membutuhkan banyak lahan dan tempat penampungan. PBB sejauh ini mengalokasikan USD8 juta atau setara Rp104 milliar bantuan kemanusiaan bagi para pengungsi. Meskipun ada badan lokal dan internasional yang beroperasi di Cox`s Bazar, ternyata belum cukup bantu untuk memenuhi kebutuhan begitu banyak pengungsi, yang kebanyakan perempuan dan anak-anak.

“Mereka dalam krisis dalam makanan pokok, obat-obatan dan sanitasi,“ seorang sukarelawan Palang Merah setempat mengatakan kepada Arab News tanpa menyebutkan identitasnya.

Organisasi Internasional untuk Migrasi (IOM) dan lembaga bantuan lainnya menyediakan lebih banyak unit medis bergerak, di samping layanan kesehatan reguler mereka, untuk mengatasi masuknya pengungsi baru-baru ini.

Dalam beberap hari terakhir banyak etnis Rohingya memasuki Bangladesh menyeberangi Sungai Naf dengan kapal nelayan kecil, 11 di antaranya terbalik. Otoritas Bangladesh menemukan 88 mayat dalam 10 hari terakhir.

.

 

TAGS : Rohingya Bangladesh Myanmar

This article is automatically posted by WP-AutoPost Plugin

Source URL:http://www.jurnas.com/artikel/21483/Kisah-Begum-Pengungsi-Rohingya-yang-Baru-Melahirkan-14-Hari-Lalu/

Leave A Reply

Your email address will not be published.