Kematian Johannes Marliem Diduga Stres Kasus E-KTP
Johannes Marliem saat bersalaman dengan Barack Obama
Jakarta – Wakil Ketua KPK Saut Situmorang menduga Johannes Marliem yang tewas di Amerika mengalami stres. Depresi itu disinyalir mencuat pasca namanya terseret kasus dugaan korupsi pengadaan e-KTP.
“Saya liat indikasi itu jauh di depan bahwa dia sangat stress, karena mungkin proses ini,” ungkap Saut di kantornya, Jakarta, Kamis (17/8/2017).
Johannes diketahui merupakan Direktur PT Biomorf Lone LLC. Perusahaannya itu jadi pemasok produk Automated Finger Print Identification Sistem (AFIS) merek L-1 untuk Konsorsium PNRI, pelaksana proyek e-KTP.
Johannes disebut sebagai salah satu pengusaha yang ikut dalam proyek e-KTP senilai Rp 5,9 triliun. Dalam proyek e-KTP, Johannes Marliem diduga telah diperkaya sebesar 14.8 juta dollar AS dan Rp 25,2 miliar.
Lebih lanjut dikatakan Saut, ketika seseorang sudah menduduki posisi tinggi, dan namanya terseret dalam suatu kasus, dia akan mengalami stres. “Ketika ada transaksional atau ada kelompok di Indonesia menggeret dia, dia kan jadi korban. Kemudian dia stres, itukan wajar. High profile person itu tingkat stresnya tinggi,” ujar dia.
Berdasarkan informasi dari otoritas setempat, kata Saut, Johannes sejauh ini tewas lantaran bunuh diri. Meski demikian, tak dipungkiri Saut, kematian Johannes itu tak bisa dilepaskan dari pengerjaan proyek pengadaan e-KTP yang berujung korupsi. Bahkan, korupsi itu diduga melibatkan sejumlah kalangan, mulai dari pihak swasta, pejabat Kemendagri, hingga anggota DPR.
Padahal, sangat disayangkan lantaran Johannes salah satu anak bangsa yang patut dibanggakan lantaran berkarya di Amerika Serikat. Karena itu, sebut Saut, kematian Johannes seharusnya menjadi tanggung jawab bersama. Termasuk pemerintah Indonesia.
“Tapi at the end kenapa dia jadi seperti itu, sebetulnya itu jadi tanggung jawab kita. Kenapa kita bikin id KTP yang seperti itu (dikorupsi). Sehingga kita mengorbankan diaspora kita di luar negeri,” ucap dia.
Pada kesempatan ini Saut pun membatah jika kematian Johannes Marliem terjadi lantaranan pihaknya membuka identitasnya. Menurut Saut, Johhanes justru muncul sendiri melalui pemberitaan media.
“No no no, KPK nggak pernah membuka dia. Dia yang membuka dirinya sendiri kan. Kita nggak pernah membuka-buka. Kan dia yg ngomong ke media,” tandas Saut.
Sementara itu, Ketua KPK, Agus Rahardjo menyebut jika pihaknya pernah menemui Johannes Marliem. Johannes, kata Agus, saat itu tak ingin keterangannya dicatat dalam berita acara pemeriksaan (BAP).
Karena itu keterangan Johannes tak dimasukkan ke dalam BAP.
“Ya pernah (diperiksa), itu sudah dijelaskan oleh mas Febri (Juru Bicara KPK Febri Diansyah) ya. Dianya nggak mau (dituankan ke BAP),” tutur Agus.
Terkait kematian Johannes, lanjut Agus, pihaknya berkoordinasi dengan penegak hukum setempat. Koordinasi itu diharapkan dapat membantu pengungkapan kasus. Termasuk pengungkapan kasus kematian Johannes dan kasus korupsi e-KTP.
“Dia (penegak hukum di AS) akan memenemukan banyak hal pasti, nanti kita hubungkan setelah ada komunikasi dari mereka lagi. Kan pasti mereka menghubungi kita lagi,” kata Agus.
Johannes Marliem sebelumnya dikabarkan tewas bunuh diri di kediamannya di Baverly Grove, Los Angeles, Amerika Serikat pada Jumat (12/8/2017) malam. Johannes disebut-sebut memiliki rekaman pembicaraan dengan sejumlah pejabat di Indonesia yang terlibat dalam proyek tersebut.
TAGS : Johannes Marliem E-KTP KPK
This article is automatically posted by WP-AutoPost Plugin
Source URL:http://www.jurnas.com/artikel/20314/Kematian-Johannes-Marliem-Diduga-Stres-Kasus-E-KTP/