Reuni Korea Utara dan Korea Selatan di Gunung Kumgang (Foto: AFP)
Pyongyang – Tangisan puluhan warga Korea Utara dan Korea Selatan pecah saat bertemu pertama kali di Gunung Kumgang, pada Senin (20/8) kemarin. Perang Korea yang terjadi 70 tahun lalu, memisahkan jutaan anggota keluarga.
Dengan menggenggam satu sama, para orang tua yang umumnya sudah berusia 90-an saling menunjukkan foto mereka. Mereka tampak enggan melewatkan kesempatan emas tersebut.
Dilansir dari AFP, sebagian besar perempuan Korea Utara mengenakan gaun tradisional, yang dikenal hanbok di Korsel, dan joseon di Korut. Dan seluruhnya juga mengenakan lencana pendiri Korea Kim Il Sung, putranya dan penerus Kim Jong Il.
Han Shi-ja (99) dari Selatan mendekati sebuah meja. Matanya berlinang saat kedua putrinya yang berusia 69 dan 72 tahun berada di hadapannya. Mereka membungkukkan kepala, sebelum akhirnya menangis di pelukan sang ibu.
“Ketika aku melarikan diri dari perang, aku minta maaf meninggalkan mereka di belakang,” kata Han kepada awak media.
Reuni di Gunung Kumgang akan berlangsung selama tiga hari. Kegiatan ini pertama kali digelar sejak hubungan kedua negara makin membaik beberapa bulan terakhir.
TAGS : Korea Utara Korsel
This article is automatically posted by WP-AutoPost Plugin
Source URL:http://www.jurnas.com/artikel/39639/Isak-Tangis-Warnai-Reuni-Dua-Korea-di-Gunung-Kumgang/