Ilustrasi perang (Foto: Tasnim)
Ankara – Kepala Komite Keamanan Nasional dan Kebijakan Asing di parlemen Iran menuntut Irak/” style=”text-decoration:none;color:red;”>Irak untuk membayar kompensasi kepada Iran atas perang tahun 1980-1988 antara kedua negara.
“Kompensasi perang tidak dapat diabaikan dalam hubungan antara kedua negara,” kata Hishmatullah Fallah Bisha, kepada kantor berita semi resmi ISNA.
Ia mengklaim bahwa pejabat Irak/” style=”text-decoration:none;color:red;”>Irak tidak menolak untuk membayar ganti rugi secara kategorisasi. Anggota parlemen Iran itu juga mengatakan produksi minyak Irak/” style=”text-decoration:none;color:red;”>Irak saat ini lebih tinggi dari produksi oleh Iran.
“Irak/” style=”text-decoration:none;color:red;”>Irak menghasilkan banyak uang dari penjualan minyak, sehingga mereka memiliki kemampuan untuk membayar kompensasi ke Iran seperti yang mereka lakukan ke Kuwait,” katanya.
Irak/” style=”text-decoration:none;color:red;”>Irak berperang selama delapan tahun melawan Iran di bawah rezim Saddam Hussein antara tahun 1980 dan 1988.
Pada pekan lalu, anggota parlemen reformis Mahmoud Sadeghi menunjukkan bahwa Irak/” style=”text-decoration:none;color:red;”>Irak berutang kepada IranUSD1,1 triliun karena kerusakan dan kerugian – yang disebabkan oleh Irak/” style=”text-decoration:none;color:red;”>Irak, dalam Perang Teluk pertama pada 1980-1988 dan yang kedua 1990-1991.
Perdana Menteri Irak/” style=”text-decoration:none;color:red;”>Irak Haidar al-Abadi mengatakan, pemerintahnya tidak akan membuat transaksi yang didominasi dolar dengan Iran sambil menahan diri dari menerapkan penuh hukuman AS baru-baru ini yang dikenakan pada Teheran.
Sanksi tersebut dimaksudkan untuk menghalangi perolehan mata uang AS oleh Teheran; perdagangan logam mulia; transaksi bank dalam mata uang Iran; kegiatan yang terkait dengan hutang pemerintah Iran; dan sektor otomotif negara.
TAGS : Irak Irak Amerika Serikat
This article is automatically posted by WP-AutoPost Plugin
Source URL:http://www.jurnas.com/artikel/39578/Iran-Desak-Irak-Segera-Bayar-Utang/