Bendera kebangsaan Iran
Tehran – Kepala Dewan Hubungan Luar Negeri Iran, Kamal Kharrazi mengatakan pemerintah Iran belum bisa menuai keuntungan dari kesepakatan nuklir 2015 karena tekanan Washington.
Demikian disampaikan dalam konferensi yang bertemakan, “Keamanan Regional di Asia Barat: Emerging Challenges and Trends” di Teheran pada Minggu (3/12).
Kharrazi mengatakan bahwa kesepakatan tersebut belum memberikan keuntungkan Iran seperti yang diharapkan karena komitmen pemerintah Amerika Serikat terhadap kesepakatan itu dan tekanannya pada perusahaan dan bank Eropa.
“Orang-orang Eropa juga tahu hal ini, mereka menolak tekanan Amerika sampai batas tertentu karena kepentingan mereka sendiri dan (karena mereka) mengembangkan hubungan ekonomi dengan Iran,” kata Kharrazi yang merupakan menteri luar negeri Iran dari 1997-2005.
Sejak kesepakan tersebut berlaku, Presiden Donald Trump mencoba memberi tekanan lebih pada Iran. Pada Agustus, Trump mengeluarkan undang-undang satu langkah yang paling luas dalam lima tahun terakhir. Kebijakan terseut dikenal sebagai Countering America`s Adversaries Through Sanctions Act (CAATSA) sanksi terpisah untuk melawan Iran, Rusia dan Korea Utara.
CAATSA memerankan Amerika Serikat untuk menjauhkan sanksi terhadap program rudal balistik Iran dan peningkatan dasar hukum terhadap Pengawal Revolusi Iran (IRGC).
CAATSA sudah sangat sulit bagi Iran untuk menjalin hubungan dengan dunia, kata seorang anggota Kamar Dagang Teheran.
“Negara-negara dan perusahaan internasional besar percaya apakah mereka meningkatkan kerja sama dan investasi mereka di ekonomi Iran, mereka mungkin akan menghadapi sanksi,” kata kantor berita Mehrutip Hossein Salimi pada hari Minggu.
TAGS : Iran Kesepakatan Nuklir Amerika Serikat
This article is automatically posted by WP-AutoPost Plugin
Source URL:http://www.jurnas.com/artikel/25734/Iran-Belum-Dapat-Untung-Kesepakan-Nuklir-2015/