Take a fresh look at your lifestyle.

Inilah Kata-kata Yang Memanasi Politik Indonesia

0
Inilah Kata-kata Yang Memanasi Politik Indonesia

Presiden Republik Indonesia Joko Widodo saat membuka Kongres Pancasila IX di Universitas UGM, Sabtu (22/7).

Jakarta – Tahun 2018 hingga 2019, perpolitikan Indonesia kian seru. Dan saking serunya, terlontar kata-kata yang unik terlontar oleh  calon Presiden dan wakil Presiden.

Kian riuh lagi, “gorengan” sosial media jadi bertaburan bumbu. Dari rasa manis hingga pedas. Dari cacian hingga pujian. Dan hanya ada dua kubu saja. Kubu “Cebong” yang disasar untuk mendukung Capres Jokowi. Dan kubu “Kampret” untuk pendukung Capres Prabowo.



Berikut ini kata-kata yang bikin masyarakat terhenyak tapi tak sedikit yang tersenyum. Nah, mungkin akan bikin bingung lagi ahli bahasa untuk mengudek-udek kamus besarnya.

Politik Sontoloyo
Dalam kamus bahasa Indonesia, “Sontoloyo” bermakna konyol, tidak beres, bodoh yang dianggap sebagai kata makian.

Istilah “politik sontoloyo” diucapkan Capres Joko Widodo alis Jokowi saat membagikan sertifikat tanah di Jakarta Selatan. Tujuannya,  mengingatkan masyarakat tidak terpengaruh oleh politikus yang berniat memecah belah bangsa.

“Hati-hati, banyak politik yang baik-baik, tapi juga banyak sekali politik yang sontoloyo. Ini saya ngomong apa adanya saja sehingga mari kita saring, kita filter, mana yang betul dan mana yang tidak betul. Karena masyarakat saat ini semakin matang dalam berpolitik,” kata Jokowi.

Politik Genderuwo
Dalam kamus besar bahasa Indonesia, “Genderuwo” bermakna hantu yang konon serupa manusia yang tinggi besar dan berbulu tebal.

Pernyataan “politik genderuwo”  ini disampaikan Jokowi saat pembagian sertifikat di Jawa Tengah.  Jokowi menyebut saat ini banyak politikus yang pandai memengaruhi. Banyak yang tidak menggunakan etika dan sopan santun politik yang baik.

BACA JUGA  Suap Meikarta, Lippo Group Bisa jadi Tersangka Korporasi

“Coba kita lihat politik dengan propaganda menakutkan, membuat ketakutan, kekhawatiran. Setelah takut yang kedua membuat sebuah ketidakpastian. Masyarakat menjadi, memang digiring untuk ke sana. Dan yang ketiga menjadi ragu-ragu masyarakat, benar nggak ya, benar nggak ya?” katanya.

“Cara-cara seperti ini adalah cara-cara politik yang tidak beretika. Masa masyarakatnya sendiri dibuat ketakutan? Nggak benar kan? Itu sering saya sampaikan itu namanya `politik genderuwo`, nakut-nakuti,” tutur Jokowi.

Tampang Boyolali
Boyolali adalah sebuah kabupaten di Provinsi Jawa Tengah. Pusat administrasi berada di Kemiri Kecamatan Mojosongo, terletak sekitar 25 km sebelah barat Kota Surakarta.

Pernyataan “tampang boyolali” dilontarkan Capres Prabowo saat acara peresmian Kantor Badan Pemenangan Nasional Prabowo-Sandi di Boyolali, Jawa Tengah, Selasa (30/10).

“Saya yakin kalian tidak pernah masuk hotel-hotel (mewah) tersebut, kalau kalian masuk kalian pasti akan diusir karena bukan tampang orang kaya. Tampang kalian ya tampang-tampang Boyolali,” kata Prabowo.

Prabowo menjelaskan, maksudnya itu sebagai empatinya terhadap kesenjangan ekonomi di Tanah Air, bukan menghina masyarakat Boyolali.

“Dan maksudnya bukan menghina, justru empati. Jadi kalau saya bicara tampang, tampang di Boyolali, tampang Boyolali, kalau di Brebes tampang Brebes. Itu kan selorohnya dalam arti empati saya, solidaritas saya dengan orang,” ujar Prabowo.

TAGS : Politik Banci Joko Widodo Prabowo Subiakto Politik Genderuwo

This article is automatically posted by WP-AutoPost Plugin

Source URL:http://www.jurnas.com/artikel/43744/Inilah-Kata-kata-Yang-Memanasi-Politik-Indonesia/

Leave A Reply

Your email address will not be published.