Presiden Jokowi dan Ketum PKB Cak Imin
Jakarta – Elektabilitas Joko Widodo (Jokowi) saat ini masih belum aman. Hal tersebut merujuk pada hasil servei sejumlah lembaga survei yang menempatkan elektabilitas Jokowi di bawah 50 persen.
Demikian diungkapkan Pengamat politik dari Universitas Paramadina, Hendri Satrio. Berdasarkan hasil survei sejumlah lembaga survei, elektabilitas mantan Gubernur DKI Jakarta itu yang masih stabil di kisaran 48 persen.
Hendri menilai Jokowi agak riskan jika menggandeng cawapres dari non parpol yang tidak memiliki basis massa. Pasalnya, tidak akan mampu mengkatrol elektabilitas.
“Elektabilitas Pak Jokowi kan belum 50 persen plus 1. Jadi kalau kemudian menggandeng tokoh non parpol yang tidak memiliki massa riil tidak akan menambah elektabilitas apa-apa,” ucap Hendri kepada wartawan, Sabtu (14/7/2018).
Seperti diketahui, bursa calon wakil presiden pendamping Jokowi kian ramai. Selain berasal dari partai politik, sejumlah nama dari kalangan profesional juga muncul. Mahfud MD serta Sri Mulyani merupakan dua nama yang santer disebut.
Hendri tak menampik Mahfud dan Sri Mulyani memiliki integritas yang baik. Namun, mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) dan Menteri Keuangan itu dinilai tidak memiliki basis massa yang nyata.
“Mungkin banyak yang suka terhadap Sri Muyani atau mungkin banyak yang suka terhadap Mahfud MD tapi mereka berdua tidak pernah punya massa riil,” ungkap dia.
Lebih lanjut Hendri tak memungkiri adanya campur tangan Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri dalam pemilihan pendamping Jokowi.
“Saya menilai dua nama (Mahfud dan Sri Mulyani) itu tidak terlalu dekat dengan Ibu Mega, kecuali Mahfud yang memang pernah bekerja sama dan masih bekerja sama di BPIP. Jadi pertimbangan-pertimbangannya akan banyak sekali,” tandas Hendri.
TAGS : Jokowi Joko Widodo Pilpres
This article is automatically posted by WP-AutoPost Plugin