Presiden Filipina, Duterte
Jakarta – Presiden Filipina Rodrigo Duterte menawarkan perundingan damai ke kelompok yang terafiliasi dengan Daesh, Abu Sayyaf, sebuah kelompok yang dikenal sering memenggal kepala korban yang mereka culik, termasuk penduduk setempat dan warga asing.
“Mari kita hentikan perang ini,” kata Duterte saat berpidato di depan rakyatnya.
Tawaran itu muncul setelah dia menandatangani Undang-Undang Bangsamoro (BBL) baru-baru ini, sebuah langkah yang bertujuan untuk mengakhiri aksi pemberontakan kelompok Muslim selama puluhan tahun di Filipina selatan.
Duterte juga mendesak para militan agar memberi kesempatan pada hukum. “Anak-anak, orang tua, dan perempuanlah yang paling menderita,” katanya
Sejak tahun 1991, Abu Sayyaf yang dipersenjatai perangkat peledak, mortir dan senapan, telah melakukan pengeboman, penculikan, pembunuhan, dan pemerasan untuk memperjuangkan wilayah Muslim independen di Filipina.
“Saya berpesan kepada Abu Sayyaf: Saya datang dengan damai,” tegas Duterte.
BBL adalah produk dari perjanjian damai yang ditandatangani oleh Front Pembebasan Islam Moro dan mantan presiden Benigno Aquino III pada tahun 2014.
Hal ini bertujuan untuk memberikan otonomi yang lebih luas untuk Bangsamoro – istilah kolektif untuk Muslim Filipina – dan akan menggantikan Daerah Otonom yang ada di Mindanao Muslim dengan Daerah Otonomi Bangsamoro, wilayah dengan kekuatan politik dan fiskal yang lebih besar, termasuk dana block grant tahunan yang lebih besar, yang setara dengan lima persen dari total pengumpulan pendapatan internal nasional.(AA)
This article is automatically posted by WP-AutoPost Plugin
Source URL:http://www.jurnas.com/artikel/38489/Duterte-Tawarkan-Perundingan-Damai-dengan-Daesh/