Presiden ke-3 RI BJ Habibie (paling kanan) bersama Menristekdikti Mohamad Nasir (tengah)
Serpong – Sebelum menduduki jabatan Presiden ke-3 RI menggantikan Soeharto setelah 32 tahun berkuasa, Baharuddin Jusuf (BJ) Habibie punya kisah menarik saat masih menjabat sebagai penasihat presiden bidang teknologi pesawat terbang dan teknologi tinggi.
Saat itu pada 1978 karirnya di Jerman sedang moncer, karena menduduki posisi Vice Presiden sekaligus Direktur Teknologi di Messerschmitt-Bölkow-Blohm (MBB). Dia menjadi satu-satunya orang Asia yang menduduki posisi orang nomor dua di perusahaan pesawat terbang Jerman ini.
Mendengar prestasi gemilang Habibie, Soeharto memanggilnya pulang, dan langsung diiyakan oleh Habibie. Namun, sebelum memberi Habibie tugas sesuai keahliannya, Soeharto sempat meminta lulusan studi teknik tersebut untuk memproduksi senjata.
Habibie sontak menolak permintaan Soeharto. Dia menuturkan, penolakan itu bukan dalam rangka membangkang dari perintah, namun semata-mata karena alasan dana.
“Saya ditawari buat senjata, saya tidak mau. Dengan anggaran segitu, mana mungkin kita bisa jadi unggul. Buat beli kapal saja belum sanggup,” kata Habibie saat hadir dalam diskusi Dewan Riset Nasional (DRN) dan kunjungan kerja Dewan Pertahanan Nasional (Wantanas), di Gedung Graha Widya Bhakti Puspiptek, Senin (6/8).
Penolakan Habibie bukan tanpa solusi. Pria kelahiran Pare-Pare, Sulawesi Selatan itu menyarankan kepada Soeharto untuk mengembangkan riset dan teknologi. Justru, bidang ini menurut Habibie akan lebih diminati oleh pasar.
Habibie menuturkan, kondisi riset dan teknologi Indonesia di era 60-an masih terbelakang. Pasca lulus S3 pada 1964, dia sempat menulis surat untuk mengabdi di Tanah Air, namun keinginan Habibie tertolak dengan alasan tidak ada anggaran.
“Dijawab belum ada duit. Harus berdikari,” tuturnya.
Waktu pun berlalu. Pada Agustus 1995, Habibie dengan pesawat terbang N-250 Gatot Kaca-nya berhasil mengudara untuk kali pertama di langit Indonesia.
This article is automatically posted by WP-AutoPost Plugin
Source URL:http://www.jurnas.com/artikel/38957/Cerita-BJ-Habibie-Tolak-Perintah-Soeharto-Produksi-Senjata/