Ilustrasi Pendidikan
Jakarta – Aksis teror bom bunuh diri di Surabaya yang melibatkan anak usia pelajar dinilai sebagai pukulan telak bagi dunia pendidikan di tanah air. Keterlibatan anak di bawah umur dalam aksi teroris menjadi koreksi dalam sistem pendidikan di Indonesia.
Demikian disampaikan Anggota Komisi X DPR yang membidangi pendidikan, Anang Hermansyah, melalui pesan singkatnya, Jakarta, Kamis (17/5). Menurutnya, keterlibatan anak-anak dalam aksi teror menjadi keprihatinan bagi dunia pendidikan.
“Ini harus diurai mengapa sampai anak-anak terlibat. Ini pukulan telak bagi dunia pendidikan kita,” tegas Anang.
Semestinya, kata Anang, pemerintah harus meningkatkan penguatan pendidikan karakter pada anak didik sebagaimana tertuang dalam Perpres No. 87 Tahun 2017 tentang Penguatan Pendidikan Karakter.
“Sekolah tidak hanya dimaknai belajar ilmu eksakta, mengejar nilai, namun lebih dari itu menguatkan karakter anak didik. Menumbuhkan rasa empati, gotong royong, dan kepedulian. Ini nilai yang harus ditanamkan bagi anak didik,” terangnya.
Selain itu, Anang juga menyoroti hubungan antara pihak sekolah dan wali siswa. Menurutnya, hubungan pihak sekolah dengan wali siswa harus terbangun dengan baik. Pola komunikasi yang baik, kata Anang, pihak sekolah akan mengetahui kondisi dan latar belakang siswa dan wali siswa.
“Hubungan pihak sekolah dengan wali siswa mestinya terbangun dengan baik. Setidaknya masalah di rumah siswa akan diketahui pihak sekolah,” kata politikus PAN itu.
TAGS : Bom Sidoarjo Bom Gereja Terorisme Bom Surabaya
This article is automatically posted by WP-AutoPost Plugin
Source URL:http://www.jurnas.com/artikel/34600/Bom-Gereja-Surabaya-Pukulan-Telak-Dunia-Pendidikan/