Menteri Luar Negeri Pakistan Khawaja Muhammad Asif
Ankara – “Sejarah mengajarkan kita tidak sepenuhnya percaya kepada Amerika Serikat (AS).” Demikian disampaikan Menteri Luar Negeri Pakistan Khawaja Muhammad Asif .
Pernyataan ini menanggapi kicauan Donald Trump di Twitter-nya terkait Pakistan. Asif mengatakan Pakistan telah membayar banyak kerugian untuk mendukung AS dalam memerangi terorisme.
“Presiden AS menanyakan kepada kita, “Kalian sudah melakukan apa?.”
Kami menjawab, “Negara kami sudah membuka pangkalan-pangkalan militer untuk kalian. Pasokan senjata dan amunisi pasukan AS di Afganistan disalurkan melalui wilayah kami. Ribuan warga sipil dan tentara kami menjadi korban perang yang telah kalian mulai,” kata Asif dilansir dari Anadolu, Kamis (4/1).
Asif mengatakan, negaranya sudah berusaha melawan terorisme dan mereka terus berupaya membereskan puing-puing reruntuhan yang disebabkan oleh teror dalam 4 tahun terakhir.
“Masa lalu mengajarkan, kita seharusnya tidak mempercayai AS sepenuhnya. Mungkin kalian (AS) tidak puas dengan perjuangan yang telah kami berikan untuk melawan terorisme. Tapi demi harga diri negara, kami tidak akan melakukan tawar-menawar lebih,” ujar Asif.
Pada 1 Januari, melalui akun Twitternya Trump mengatakan, “Amerika Serikat dengan bodoh memberikan bantuan lebih USD33 miliar atau Rp447 triliun kepada Pakistan dalam 15 tahun terakhir. Tapi, mereka membalasnya dengan kebohongan, mengira pemimpin kami dungu. Mereka menyediakan tempat aman bagi teroris yang kami buru di Afganistan. Selanjutnya tidak lagi.”
TAGS : Amerika Serikat Pakistan Teroris
This article is automatically posted by WP-AutoPost Plugin
Source URL:http://www.jurnas.com/artikel/27330/Berkaca-dari-Sejarah-Pakistan-Ogah-Percaya-AS/