Ilustrasi kredit pendidikan (Foto: IRS)
Jakarta – Bank Tabungan Negara (BTN) menjadi bank kedua yang meluncurkan kredit pendidikan untuk mahasiswa, setelah Bank Rakyat Indonesia (BRI). BTN menyediakan plafon pinjaman hingga Rp200 juta dan bunga flat sebesar 6,5 persen selama lima tahun.
Direktur Utama BTN Maryono menyebut pemberian pinjaman diutamakan untuk orang tua mahasiswa. Dalam hal ini, pendapatan tetap maupun tidak tetap, menjadi pertimbangan bank sebelum memberikan pinjaman.
“Kita lihat pendapatan orang tuanya. Boleh pendapatan tetap, juga tidak tetap. Orang tuanya juga boleh nasabah BTN. Kalau belum jadi nasabah BTN juga tidak apa-apa,” jelas Maryono di Kantor Kemristekdikti Jakarta, pada Selasa (10/4).
Dalam pelaksanaannya, BTN akan bekerja sama dengan perguruan tinggi penerima pinjaman. Alasannya, kata Maryono, supaya bisa menahan ijazah mahasiswa yang bersangkutan, bila terjadi kredit macet atau gagal bayar.
“Itu nanti misal dia lulus, ijazahnya bisa kita tahan,” katanya.
Sementara Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Mohamad Nasir mengatakan, pihaknya mengusulkan bunga nol persen untuk kredit pinjaman pendidikan. Semata-mata supaya, pinjaman tak menjadi beban bagi mahasiswa sepanjang menempuh proses belajar di perguruan tinggi.
Akan tetapi sayang, usulan itu masih dalam tahap kajian. Kemristekdikti masih menunggu regulasi yang diterapkan oleh Kementerian Koordinator Perekonomian terkait bunga kredit.
“Apakah memungkinkan? Sepanjang negara yang melakukan, maka hal ini mungkin semua. Caranya bagaimana? Itu nanti Menko Perekonomian yang akan mengaturnya,” jelas Menteri Nasir.
TAGS : Pendidikan Student Loan BTN Maryono
This article is automatically posted by WP-AutoPost Plugin
Source URL:http://www.jurnas.com/artikel/32156/Berani-Ajukan-Kredit-Pendidikan-Ijazah-Jadi-Taruhan/