Banjir bandang di Jepang (foto: UPI)
Jakarta – Jumlah korban tewas akibat curah hujan lebat dan longsoran lumpur di Jepang barat terus bertambah bahkan hingga saat ini melampaui 100 jiwa.
Curah hujan ekstrim dimulai sejak Kamis dan terus memukul wilayah itu hingga Minggu. Badan Meteorologi mengeluarkan “peringatan darurat” untuk naiknya sungai, angin kencang dan sambaran petir.
Setidaknya 116 orang tewas akibat badai dan banyak yang masih hilang. Tanah longsor berikutnya menghancurkan rumah-rumah dan menelantarkan puluhan ribu orang.
Air banjir secara bertahap surut, tetapi operasi penyelamatan berlanjut karena pihak berwenang memperingatkan lebih banyak lumpur longsor.
Jumlah korban diperkirakan akan meningkat karena pejabat menilai lebih banyak kerusakan. Di prefektur Okayama saja, lebih dari 1.000 orang terdampar di atas atap ketika Sungai Oda yang bergelombang menghancurkan tiga tanggul yang menahan banjir kembali.
Sebagian besar telah diselamatkan oleh perahu dan helikopter. Lebih dari 267.000 rumah mengalami kerusakan air di 11 prefektur Jepang.
Pada satu titik, para pejabat mengeluarkan perintah evakuasi untuk hampir 6 juta orang di 19 prefektur. Banyak yang mungkin masih terlantar di rumah mereka karena banjir menghalangi akses ke jalan.
Sekitar 54.000 petugas polisi, petugas pemadam kebakaran dan anggota Pasukan Bela Diri Jepang dan Penjaga Pantai telah dimobilisasi.
Perdana Menteri Shinzo Abe mengatakan kepada unit respon bencana khusus bahwa jumlah itu telah meningkat menjadi 73.000 dan menjanjikan upaya maksimal untuk menyelamatkan warganya.
This article is automatically posted by WP-AutoPost Plugin
Source URL:http://www.jurnas.com/artikel/37428/Bencana-Longsor-Terus-Renggut-Nyawa-Warga-Jepang/