Take a fresh look at your lifestyle.

Ayatollah Khamenei: AS Musuh Paling Jahat Bangsa Iran

0
Ayatollah Khamenei: AS Musuh Paling Jahat Bangsa Iran

Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei (Kantor Pemimpin Tertinggi Iran via AP)

Teheran, Jurnas.com – Pemimpin Revolusi Islam Iran, Ayatollah Sayyid Ali Khamenei menggambarkan Amerika Serikat (AS) musuh paling jahat bangsa Iran. Menurutnya tawaran Washington untuk membantu Iran memerangi pandemi virus corona itu aneh.

“Hari ini, kita memiliki tidak kurang dari musuh tetapi musuh paling jahat dari bangsa Iran adalah Amerika,” kata Ayatollah Khamenei dalam pidatonya yang disiarkan televisi pada Minggu (22/3).

AS menolak untuk mencabut sanksi kejam yang menghambat upaya Iran untuk mengendalikan virus corona. Sebaliknya menyatakan kesiapan untuk membantu Iran memerangi wabah tersebut.

Pemerintah Iran menolak tawaran itu sebagai munafik, dengan mengatakan tidak masuk akal ketika Washington terus menjatuhkan sanksi baru yang membuat akses Iran ke makanan, obat-obatan dan persediaan kemanusiaan lainnya tidak mungkin.

Ayatollah Khamenei menyebut tawaran pejabat AS kepada Iran untuk memerangi wabah tersebut sangat aneh.

“Orang Amerika  mengatakan beberapa kali bahwa `kami siap membantu dengan pengobatan dan obat-obatan; tanyakan saja kepada kami dan kami akan membantu`. Ini adalah salah satu hal paling aneh yang mereka minta kami tanyakan kepada mereka,” kata Ayatollah Khamenei.

“Pertama, Anda memiliki kekurangan diri dan inilah yang dikatakan pejabat Amerika. Kedua, Anda dituduh memproduksi virus. Saya tidak tahu seberapa benar tuduhan ini, tetapi ketika tuduhan itu dibuat, orang bijak mana yang akan meminta bantuanmu?” sambungnya.

“Pejabat Amerika ulet, licik, tak tahu malu, dan tamak. Mereka semua jenis penipu yang berbicara seperti penipu. Mereka kejam, tanpa ampun, dan teroris,” katanya lagi.

BACA JUGA  AS-Rusia Berkolaborasi Lawan Corona

Ayatollah Khamenei mengatakan, bagian dari virus ini tersebut dibuat untuk Iran dengan menggunakan latar belakang genetik yang dikumpulkan dari Iran, yang tentu saja merupakan bagian dari permusuhan.

Iran adalah negara yang paling terkena dampak di Timur Tengah dengan lebih dari 1.685 kematian akibat virus korona dan 21.638 orang yang terinfeksi.

Ayatollah Khamenei meminta warga Iran untuk mengikuti instruksi dari markas besar nasional yang ditugaskan memerangi virus corona saat menyatakan keyakinannya pada kemampuan negara itu untuk mengatasi penyakit tersebut.

“Pengalaman 40 tahun kami menunjukkan bahwa negara ini memiliki kapasitas untuk menghadapi masalah dan tantangan di tingkat mana pun,” katanya.

Penyakit itu juga akan berdampak pada ekonomi, kata Pemimpin, menyerukan kesabaran yang sama yang telah ditunjukkan Iran terhadap musuh-musuh mereka sejak Revolusi Islam 1979.

“Bersabar berarti tidak menyerah. Itu berarti menghadapi musuh dengan keberanian dan kebijaksanaan,” kata Ayatollah Khamenei.

Pemimpin itu lebih lanjut memuji bangsa Iran karena tetap tabah melalui semua turbulensi dan badai. Dia mengatakan orang tidak perlu terkejut dengan permusuhan terhadap Iran, menambahkan musuh bekerja sama melawan Revolusi Islam.

“Saya dapat mengatakan dengan pasti bahwa bangsa Iran adalah bangsa yang sabar. Kami para pejabat, tentu saja, kadang-kadang tidak sabar, tetapi rakyat Iran telah bersabar selama 40 tahun,” katanya.

Ayatollah Khamenei mendesak para pejabat Iran untuk menggunakan kapasitas negara, termasuk populasi mudanya, untuk menyelesaikan masalah.

“Saya telah berkali-kali mengatakan bahwa negara itu harus kuat. Semakin kuat berasal dari Alquran dan Bi`tha. Kekuatan mencakup bidang ekonomi, politik, budaya, militer, dan propagasi,” katanya. (Press TV)

BACA JUGA  Dugaan Suap Pengadilan Negeri Tangerang Jadi Tersangka

TAGS : Ayatollah Sayyid Ali Khamenei Virus Corona Pendemi Global Amerika Serikat

This article is automatically posted by WP-AutoPost Plugin

Source URL:http://www.jurnas.com/artikel/69339/Ayatollah-Khamenei-AS-Musuh-Paling-Jahat-Bangsa-Iran/

Leave A Reply

Your email address will not be published.