Ilustrasi Kekerasan Wartawan
New York – Federasi Jurnalis Internasional (IFJ) dan Jaringan Solidaritas Media Asia Selatan (SAMSN) mengeluarkan laporan terbaru, terkait ancaman terhadap keamanan jurnalis di Asia Selatan. Sebab, diketahui selama 12 bulan terakhir, sebanyak 35 wartawan dari berbagai media meregang nyawa saat melakukan proses peliputan.
Dalam laporan bertajuk `Clampsdowns and Courage: Press Freedom in South Asia 2017-2018 menunjukkan, kendati ada peningkatan tajam kekerasaran terhadap jurnalis, hukuman tetap jarang diproses.
Seperti yang terjadi di India tahun lalu, di mana tujuh jurnalis tewas dan menimbulkan gelombang protes dari para politisi hingga wartawan. Namun hingga kini pembunuh belum tertangkap.
“Sudah 30 wartawan tewas di India, tapi proses hukum masih nol,. Wilayah ini juga jadi tempat paling berbahaya (untuk jurnalis) di dunia, ” demikian bunyi laporan tersebut dilansir dari Morning Star.
Di Afganistan, 22 jurnalis tewas dalam kekerasan yang terjadi negara teraebut. Termasuk 10 di antaranya meregang nyawa ketika terjadi serangan bom kembar di Kabul.
Di Pakistan, 115 wartawan tewas sejak 2000 silam. Laporan itu juga menyebutkan adanya dugaan impunitas yang luar biasa.
“Sebagian besar kasus pembunuhan wartawan di Asia Selatan, keadaan sulit dipahami. 33 rekan jurnalis yang tewas tahun ini menambah panjang daftar ratusan wartawan yang tewas dan hingga kini proses hukumnya belum terselesaikan,” kata IFJ.
TAGS : Jurnalistik Wartawan Asia
This article is automatically posted by WP-AutoPost Plugin
Source URL:http://www.jurnas.com/artikel/33656/Asia-Selatan-Jadi-Kawasan-Paling-Tidak-Ramah-terhadap-Jurnalis/