Raja Salman memerintahkan pembentukan kementerian kebudayaan baru (Foto: Reuters)
Jakarta – Profesor ilmu politik di Universitas McGill Kanada, Rex Brynen, menilai Kerajaan Saudi selalu sensitif bila ada negara lain yang mencampuri kebijakan dalam negeri negerinya.
“Sejak lama mereka (Riyadh) alergi dengan kritik,” ujar Brynen, dilansir Anadolu, Kamis (9/8).
Brynen menjelaskan, sejak Pangeran Mahkota Mohammed bin Salman ditunjuk sebagai pewaris taht tahun lalu, kerajaan melakukan beberapa pelonggaran kendali kepada warga negaranya, namun di sisi lain, pangeran juga menunjukkan naiknya intoleransi akan kritik dari negara lain.
Sebelumnya, Kanada meminta pembebasan aktivis HAM yang saat ini ditahan oleh Arab Saudi, yang dibalas dengan aksi-aksi keras di bidang diplomasi dan perdagangan oleh kerajaan tersebut.
Segera setelah itu, Riyadh memerintahkan duta besar Kanada di negaranya untuk meninggalkan Saudi, menarik duta besarnya dari Kanada dan meminta 16.000 mahasiswa yang belajar di kampus dan universitas Kanada meneruskan pendidikannya di tempat lain, dan membekukan perdangangan.
Selain itu, menghentikan mengimpor gandum dan barley dari Kanada, memerintahkan semua warga Saudi yang berada di rumah sakit Kanada untuk meninggalkan negara tersebut.
Konflik kedua negara ini akan semakin runyam, setelah Negeri Petro Dollar itu memerintahkan agar semua aset milik Kanada dijual berapa pun harganya.
Para ahli finansial menilai kebijakan Riyadh bisa menjadi bumerang. Ia mengatakan, penjualan aset-aset Kanada menunjukkan adanya atmosfer bisnis yang bergejolak di Saudi, dan bisa menakuti para investor kala Saudi sendiri tengah menggenjot masuknya investor asing ke kerajaan.
“Tindakan seperti ini tidak akan membuat orang yakin akan stabilitas bisnis di sana,” kata seorang investor pasar kepada Financial Times.
TAGS : Arab Saudi Kanada
This article is automatically posted by WP-AutoPost Plugin
Source URL:http://www.jurnas.com/artikel/39098/Arab-Saudi-Alergi-Kritik/