Nadia Murad (Foto: AFP)
New York, AFP – Memenangkan hadiah Nobel Perdamaian merupakan kemenangan siginifikan bagi semua perempuan yang menderita kekerasan seksual. Demikian peryataan aktivis hak asasi manusia (HAM) Yazidi, Nadia Murad setelah menerima penghargaan tersebut pada Jumat (5/10) kemarin.
“Sangat berarti, tidak hanya bagi saya sendiri melainkan untuk semua perempuan di Irak dan seluruh dunia,” kata Nadia.
Selain Nadia, dokter asal Kongo, Denis Mukwege juga memperoleh penghargaan serupa atas jasanya memerangi kekerasan seksual, di negara-negara konflik seluruh dunia.
“Tidak mudah bagi saya untuk keluar dan berbicara mengenai apa yang terjadi pada diri saya, karena itu tidak mudah, terlebih bagi perempuan Timur Tengah yang pernah menjadi budak seks,” lanjutnya.
Nadia berharap nobel yang dia terima menjadi lecutan semangat bagi seluruh perempuan di dunia, untuk bangkit melawan kekerasan seksual.
Diketahui, Nadia (25) pernah diculik oleh kelompok militan Islamic State of Iraq and Syria pada 2014 lalu. Selama tiga bulan dia terpaksa menjadi budak seks, sebelum akhirnya berhasil melarikan diri.
Nadia merupakan satu dari ribuan perempuan Yazidi yang diculik, diperkosa, dan dianiaya oleh para jihadis selama serangan mereka bertahun-tahun pada minoritas berbahasa Kurdi.
TAGS : Nadia Murad Nobel Perdamaian PBB
This article is automatically posted by WP-AutoPost Plugin
Source URL:http://www.jurnas.com/artikel/41814/Aktivis-HAM-Yazidi-Diganjar-Nobel-Perdamaian/