Presiden AS Donald Trump dan Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un
Jakarta – Pemerintah Korea Utara mengatakan, tidak akan ada pembicaraan dengan Amerika Serikat jika mereka datang dengan prasyarat. Ia menegaskan kembali, pihaknya tidak berniat untuk meninggalkan program nuklir dan misilnya dengan imbalan dialog dengan Washington.
“Kami bersedia menyelesaikan masalah ini secara damai dan diplomatis melalui dialog dan negosiasi. Namun, kami tidak akan pernah mengemis untuk melakukan pembicaraan dan kami juga tidak akan menghindari opsi militer yang AS bicarakan,” kata juru bicara kementerian luar negeri Korea Utara.
Komentar tersebut muncul sebagai tanggapan atas sebuah pernyataan oleh Presiden Amerika Serikata, Donald Trump akhir bulan lalu bahwa dia hanya ingin berbicara dengan Pyongyang di bawah “kondisi yang benar”. Washington telah memperjelas bahwa langkah-langkah Korut menuju denuklirisasi harus menjadi dasar dialog antara kedua negara.
Kemungkinan pembicaraan antara Washington dan Pyongyang mendapat daya tarik setelah Korea Utara menyatakan kesediaannya untuk berdialog lebih dari satu bulan lalu, di tengah keikutsertaannya di Olimpiade Musim Dingin Pyeongchang.
Presiden Korea Selatan Moon Jae-in telah menyatakan harapan untuk melakukan pembicaraan antara kedua belah pihak. Ia dialog tersebut akan membantu membuka jalan bagi perundingan denuklirisasi di tengah meningkatnya hubungan antar-Korea.
Namun kementerian luar negeri Korea Utara mengatakan, seruan prsyarat Washington hanya menegaskan kembali bahwa pihaknya tidak ingin melanjutkan dialog.
“Kami menyerukan sebuah dialog yang saling membahas agenda yang menyangkut kedua belah pihak pada posisi yang sama,” katanya. “Kami tidak pernah duduk di meja bersama Amerika Serikat mengenai premis prasyarat, dan hal itu tidak akan pernah terjadi di masa depan.”
TAGS : Korea Utara Nuklir Amerika Serikat
This article is automatically posted by WP-AutoPost Plugin
Source URL:http://www.jurnas.com/artikel/29977/Ajukan-Syarat-Korut-Ogah-Dialog-dengan-AS/