Take a fresh look at your lifestyle.

Cerita Rula Ghani Soal Perang di Afganistan Bikin Haru

0
Cerita Rula Ghani Soal Perang di Afganistan Bikin Haru

Istri Presiden Afganistan, Rula Ghani (foto: NPR)

Jakarta – Tidak ubahnya seperti Indonesia, Afganistan juga pernah merasakan kedamaian di atas perbedaan suku dan bahasa. Namun, kondisi itu berubah seketika, saat konflik berujung perang meluluhlantakkan negara Islam tersebut.

Demikianlah penuturan istri Presiden Afganistan, Rula Ghani, saat berbicara di depan Simposium Nasional “The role of Mother for Peace Building” Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KPPPA), Senin (4/12) di Jakarta.

“Tepat 68 tahun lalu, saya sangat beruntung mengenal kawasan Timur Tengah dan masyarakat yang hidup berdampingan dalam kedamaian, berusaha memperbaiki taraf hidupnya dan meyakini adanya masa depan yang lebih makmur di kemudian hari,” kata Rula Ghani.

“Kemudian muncul tahun-tahun di mana konflik dan perang berlangsung. Kelompok yang selama ini berabad-abad hidup berdampingan, seketika berubah menjadi musuh. Perbedaan etnis, budaya dan agama tiba-tiba menjadi alasan bagi terjadinya konfrontasi dan perang sengit,” lanjutnya.

Rula Ghani menyesalkan meletusnya perang dan konflik tersebut. Bukan hanya ekonomi negara yang jadi taruhannya, namun hak mendasar untuk hidup bagi rakyat juga menjadi ancaman setiap saat.

Bagaimana tidak, dalam empat dekade terakhir, Afganistan menghadapi 20 kelompok bersenjata dengan tingkat dukungan transnasional, dan melancarkan perang gerilya demi memaksakan agenda masing-masing kelompok.

“Dan di saat bersamaan, di antara mereka sendiri, sesama rakyat Afganistan masih terjadi kekerasan yang dipupuk oleh konflik menahun,” terang istri Presiden Ashraf Ghani tersebut.

Dia mencontohkan, awal 2017 lalu terdapat pembantaian 29 anggota keluarga besar sekaligus dalam satu malam. Lalu media ramai-ramai menunjuk kelompok radikal ISIS sebagai pelaku utama. Namun ternyata, setelah Presiden Afganistan turun ke lapangan, hasilnya mencengangkan.

“Itu merupakan hasil perseteruan antara pendukung kepala milisi setempat dengan pendukung lawannya, yang memiliki ikatan yang kuat dengan pejabat tinggi di Kabul,” tuturnya.

Perang sipil di Afganistan masih sering terjadi. Karena itu, Rula Ghani berharap bisa belajar dari Indonesia terkait cara menekan angka kekerasan dan diskriminasi, di tengah beragamnya suku dan bahasa.

TAGS : Afganistan Rula Ghani Perempuan dan Anak

This article is automatically posted by WP-AutoPost Plugin

Source URL:http://www.jurnas.com/artikel/25743/Cerita-Rula-Ghani-Soal-Perang-di-Afganistan-Bikin-Haru/

Leave A Reply

Your email address will not be published.